Cewek Jepang Dilarang Ditindik Sebelum Dewasa!
Anting, sudah menjadi salah satu aksesoris penting dalam penampilan seorang perempuan. Bahkan untuk beberapa budaya, anting sudah menjadi identitas yang membedakan perempuan danlaki-laki.
Apalagi Indonesia, rasanya hampir seluruh perempuan pasti memiliki lubang anting di telinga mereka sejak mereka kecil. Bahkan tak hanya perempuan, sekarang pun tak sedikit laki-laki yang ikut memilih menindikan telinganya ataupun bagian tubuh mereka lainnya.
Namun, dari sekian juta perempuan di Indonesia, adalah segelintir dari mereka yang tak memiliki ciri tersebut/tanda identitas tersebu. Salah satunya ya aku.
Aku adalah mungkin satu dari segelintir perempuan di Indonesia yang belum pernah ditindik di telinga sewaktu kecil hingga dewasa. Aneh? Emang. Tapi hanya untuk kasus di Indonesia. Nyatanya beberapa negara melarang tindakan penindikan pada telinga bayi perempuan karena dirasa sebagai salah satu bentuk kekerasan, contohnya Korea Selatan. Bahkan Konfrensi PBB pun telah memutuskan untuk melarang penindikan pada bayi dikarenakan hal tersebut dianggap termasuk dari tindakan kekerasan pada anak.
Untuk penjelasannya kenapa bisa dicek Di Korea, Anak Perempuan Tidak Ditindik Kupingnya Lho!
Nah, emang sih larangan itu buat di Korea Selatan. Nyatanya aku lahir di Menteng kok, dan sampe sekarang Menteng masih termasuk daerah Jakarta Pusat. Belom ada perjanjian antara presiden Indonesia sama Korea Selatan buat jadiin Menteng sebagai salah satu wilayah Korea Selatan.
Terus kenapa?
Dulu sewaktu kecil, sering banget pertanyaan ini suka ditanyakan padaku. Gak cuma sewaktu kecil, tapi sampai dewasapun ya tetep aja. Walau semakin ke sini pertanyaan itu makin berkurang sih, karna kemungkin bolongan telinga tertutup pun bisa terjadi toh sudah bertahun-tahun.
Dulu pun sewaktu kecil aku sering bertanya-tanya sendiri kenapa, dan suka iri juga ngeliat orang-orang di sekitarku bisa pake anting lucu-lucu cantik-cantik. Sementara aku gak bisa karna gak dibolongin, paling mentok-mentok cuma bisa pake anting jepit model tua yang suka dipake ibu-ibu jaman dulu.
Akhirnya pada suatu hari sewaktu aku kecil, aku pun bertanya ke Ibuku, kenapa aku gak ditindik seperti anak perempuan lainnya. Dan ternyata jawabannya adalah "gak boleh".
Why?
dulu Ibuku cuma bilang "Anak cewek Jepang gak boleh ditindik telinga nya sampe dia udah gede, kalo dia udah lulus sekolah baru boleh" aku pun mengikhlas kan saja, toh ternyata bukan karna apa-apa namun karna dilarang.
Makin besar, aku makin iri dan pengen memakai anting. Rasanya kalau perempuan pakai anting pasti keliatan cantik, aku pun tak sabar menunggu waktunya lulus untuk menindik kuping.
Sampai suatu hari temenku nanya "Lah kenapa cewek Jepang dilarang ditindik sampe besar?" aku pun mulai bertanya-tanya lagi, dikarenakan saat itu Google sudah dapat diakses dengan mudah tak seperti beberapa tahun lalu akupun mulai mencari jawaban dari pertanyaan tersebut.
Namun hasilnya... Nihil. Awalnya aku kesal, apakah alasan yang selama ini aku percaya itu bohong?
Namun pencarianku belum berhenti sampai aku menemukan sebuah urban legend atau mitos tentang Benang Putih dari Jepang.
Bagi yang belom tau urban legend nya..
Jadi suatu hari ada seorang cewek yang iri dengan teman-teman sekelasnya yang sudah menindik telinga mereka dan memakai anting-anting cantik sementara dia belum, dia pun pulang dan meminta orang tuanya untuk menindik antingnya. Namun karena ia berasa dari keluarga yang pas-pas an, orang tua nya pun belum sanggup mencukupi keinginan cewek tersebut. Karena ia benar-benar ingin ditindik juga, maka iapun memberanikan diri melubangi telinga nya sendiri dan akhirnya bisa memakai anting.
Namun suatu malam ketika ia sedang memegang telinganya, ada sebuah benang putih yang menjuntai dari bolongan tindikan tersebut. Karena penasaran ia pun menarik benang tersebut yang ternyata cukup panjang, karena risih ia pun mengambil gunting dan menggunting benang tersebut. Seketika pandangannya hitam gelap, ia pun memanggil orang tuanya dengan panik. Usut punya usut benang putih tersebut adalah syaraf mata, dengan terpotongnya syaraf tersebut sang cewek pun kehilangan penglihatannya.
untuk kisah lengkapnya bisa dicek Urban Legend Benang Putih yang Mengerikan dari Jepang
Sejak cerita tersebut beredar, para perempuan jepang pun menjadi takut untuk menindik telinga mereka. Itulah mengapa tak sedikit dari perempuan jepang yang memilih untuk tak pernah menindik telinga mereka.
Untuk sesaat aku pun percaya bahwa mungkin ini adalah alasan mengapa aku dilaang untuk menindik telingaku hingga aku dewasa. Namun ternyata aku cukup salah (Walau tak sepenuhnya salah)
Karena layaknya di Korea Selatan, aturan tersebut pun diberlakukan di Jepang.
Lagi pula banyak negara yang juga melarang tindakan tersebut, meskipun tak melarang mereka pun tak menerapkan aturan untuk menindik telinga bayi perempuan.
Sama halnya dengan di Indonesia, nyatanya walaupun penindikan pada telinga perempuan dirasa wajib dan memang sepantasnya dilakukan. Toh tak ada larangan untuk tidakmelakukannya, bahkan tak ada peraturan apapun yang menulis agar perempuan menindik telinga mereka.
Semua ha balik ke diri kita sendiri.
Apalagi Indonesia, rasanya hampir seluruh perempuan pasti memiliki lubang anting di telinga mereka sejak mereka kecil. Bahkan tak hanya perempuan, sekarang pun tak sedikit laki-laki yang ikut memilih menindikan telinganya ataupun bagian tubuh mereka lainnya.
Namun, dari sekian juta perempuan di Indonesia, adalah segelintir dari mereka yang tak memiliki ciri tersebut/tanda identitas tersebu. Salah satunya ya aku.
Aku adalah mungkin satu dari segelintir perempuan di Indonesia yang belum pernah ditindik di telinga sewaktu kecil hingga dewasa. Aneh? Emang. Tapi hanya untuk kasus di Indonesia. Nyatanya beberapa negara melarang tindakan penindikan pada telinga bayi perempuan karena dirasa sebagai salah satu bentuk kekerasan, contohnya Korea Selatan. Bahkan Konfrensi PBB pun telah memutuskan untuk melarang penindikan pada bayi dikarenakan hal tersebut dianggap termasuk dari tindakan kekerasan pada anak.
Untuk penjelasannya kenapa bisa dicek Di Korea, Anak Perempuan Tidak Ditindik Kupingnya Lho!
Nah, emang sih larangan itu buat di Korea Selatan. Nyatanya aku lahir di Menteng kok, dan sampe sekarang Menteng masih termasuk daerah Jakarta Pusat. Belom ada perjanjian antara presiden Indonesia sama Korea Selatan buat jadiin Menteng sebagai salah satu wilayah Korea Selatan.
Terus kenapa?
Dulu sewaktu kecil, sering banget pertanyaan ini suka ditanyakan padaku. Gak cuma sewaktu kecil, tapi sampai dewasapun ya tetep aja. Walau semakin ke sini pertanyaan itu makin berkurang sih, karna kemungkin bolongan telinga tertutup pun bisa terjadi toh sudah bertahun-tahun.
Dulu pun sewaktu kecil aku sering bertanya-tanya sendiri kenapa, dan suka iri juga ngeliat orang-orang di sekitarku bisa pake anting lucu-lucu cantik-cantik. Sementara aku gak bisa karna gak dibolongin, paling mentok-mentok cuma bisa pake anting jepit model tua yang suka dipake ibu-ibu jaman dulu.
Akhirnya pada suatu hari sewaktu aku kecil, aku pun bertanya ke Ibuku, kenapa aku gak ditindik seperti anak perempuan lainnya. Dan ternyata jawabannya adalah "gak boleh".
Why?
dulu Ibuku cuma bilang "Anak cewek Jepang gak boleh ditindik telinga nya sampe dia udah gede, kalo dia udah lulus sekolah baru boleh" aku pun mengikhlas kan saja, toh ternyata bukan karna apa-apa namun karna dilarang.
Makin besar, aku makin iri dan pengen memakai anting. Rasanya kalau perempuan pakai anting pasti keliatan cantik, aku pun tak sabar menunggu waktunya lulus untuk menindik kuping.
Sampai suatu hari temenku nanya "Lah kenapa cewek Jepang dilarang ditindik sampe besar?" aku pun mulai bertanya-tanya lagi, dikarenakan saat itu Google sudah dapat diakses dengan mudah tak seperti beberapa tahun lalu akupun mulai mencari jawaban dari pertanyaan tersebut.
Namun hasilnya... Nihil. Awalnya aku kesal, apakah alasan yang selama ini aku percaya itu bohong?
Namun pencarianku belum berhenti sampai aku menemukan sebuah urban legend atau mitos tentang Benang Putih dari Jepang.
Bagi yang belom tau urban legend nya..
Jadi suatu hari ada seorang cewek yang iri dengan teman-teman sekelasnya yang sudah menindik telinga mereka dan memakai anting-anting cantik sementara dia belum, dia pun pulang dan meminta orang tuanya untuk menindik antingnya. Namun karena ia berasa dari keluarga yang pas-pas an, orang tua nya pun belum sanggup mencukupi keinginan cewek tersebut. Karena ia benar-benar ingin ditindik juga, maka iapun memberanikan diri melubangi telinga nya sendiri dan akhirnya bisa memakai anting.
Namun suatu malam ketika ia sedang memegang telinganya, ada sebuah benang putih yang menjuntai dari bolongan tindikan tersebut. Karena penasaran ia pun menarik benang tersebut yang ternyata cukup panjang, karena risih ia pun mengambil gunting dan menggunting benang tersebut. Seketika pandangannya hitam gelap, ia pun memanggil orang tuanya dengan panik. Usut punya usut benang putih tersebut adalah syaraf mata, dengan terpotongnya syaraf tersebut sang cewek pun kehilangan penglihatannya.
untuk kisah lengkapnya bisa dicek Urban Legend Benang Putih yang Mengerikan dari Jepang
Sejak cerita tersebut beredar, para perempuan jepang pun menjadi takut untuk menindik telinga mereka. Itulah mengapa tak sedikit dari perempuan jepang yang memilih untuk tak pernah menindik telinga mereka.
Untuk sesaat aku pun percaya bahwa mungkin ini adalah alasan mengapa aku dilaang untuk menindik telingaku hingga aku dewasa. Namun ternyata aku cukup salah (Walau tak sepenuhnya salah)
Karena layaknya di Korea Selatan, aturan tersebut pun diberlakukan di Jepang.
Lagi pula banyak negara yang juga melarang tindakan tersebut, meskipun tak melarang mereka pun tak menerapkan aturan untuk menindik telinga bayi perempuan.
Sama halnya dengan di Indonesia, nyatanya walaupun penindikan pada telinga perempuan dirasa wajib dan memang sepantasnya dilakukan. Toh tak ada larangan untuk tidakmelakukannya, bahkan tak ada peraturan apapun yang menulis agar perempuan menindik telinga mereka.
Semua ha balik ke diri kita sendiri.
Hi
ReplyDelete